Pada dasarnya manusia diciptakan dan dilahirkan di dunia
secara naluri mempercayai dan meyakini adanya Tuhan. Naluri Manusia itu pada
dasarnya selalu cinta kepada kesucian dan cenderung kepada kebenaran.
Keberadaan naluri manusia adalah suci dan benar dalam arti sejak
zaman azali.Islam pada awal mulanya diturunkan untuk meluruskan kepercayaan
manusia supaya berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan jalan
mentauhidkan kepercayaan terhadap Allah SWT.
Disini letak persamaan dan persesuaian antara ajaran Islam
dengan Fitrah manusia, dimulai dari lahirnya yaitu ingin meyakinkan kepercayaan
dirinya kepada Tuhan Pencipta Alam Semesta. Islam diturunkan berfungsi untuk
mengatur manusia supaya menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mau
melakukan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan dan sekaligus sebagai makhluk
sosial.
Islam memberikan pandangan, pemikiran, pengarahan dan
pemantapan untuk kebaikan hidup manusia yang layak dan sesuai dengan fitrahnya.
Jika seseorang memihak kepada kebatilan, maka perbuatan tersebut bertentangan
dengan hati nuraninya secara fitrah.
Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia,
berarti bahwa manusia sejak lahir secara naluri fitri, telah mempercayai Islam
itu secara sadar, ikhlas dan betul-betul memiliki perasaan yang sangat dalam
dan tidak bertentangan dengan hati nurani manusia itu. Wilhelm Schmidt, telah
membuktikan kebenaran tersebut, dimana pada dasarnya ide pertama manusia itu
revelation (Wahyu). Wilhelm Schmidt telah menyeli kehidupan
orang-orang primitif, sebab dia masih mempertanyakan, apakah sebetulnya
kepercayaan manusia itu mula-mula melalui evolusi atau tidak; maka dia dengan
tegas mengambil kesimpulan setelah mengadakan penyelidikan secara detail kepada
masyarakat (orang-orang) primitif, bahwa mereka percaya akan monotheisme (Tuhan
Yang Maha Esa).
Fitrah manusia yang mendekati kebenarannya adalah :
1.
Ingin mengetahui adanya
kekuatan di luar dirinya, di luar alam semesta, yaitu Allah Maha Pencipta.
2.
Selalu cenderung dan condong serta
patuh kepada hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan hati nuraninya sendiri,
yang diilhami oleh pemikiran rasional dan baik.
3.
Ingin hidup bermasyarakat (Sociality)
tidak bersifat individual, sebab hakikatnya manusia adalah makhluk sosial.
0 komentar:
Posting Komentar